Banjarnegara – Kiprah Muhammadiyah memberdayakan petani terus berlanjut. Ahad (30/05/2010) di Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara Petani binaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dibawah Koordinasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kalibening memanen perdana padi hitam yang sebelumnya tidak dikenal di daerah ini.
Hadir dalam acara yang merupakan rangkaian Gebyar Muktamar Seabad Muhammadiyah ini Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsuddin, Ketua Panitia Muktamar Prof. Zamroni, Ketua MPM PP Muhammadiyah Said Tuhuleley dan Bupati Banjarnegara H. Djasri.
Didampingi Ketua PCM Kalibening H. Khalid, Din Syamsuddin berkesempatan memanen Padi Beras Hitam yang dikenal memiliki berbagai keunggulan, salah satunya adalah kandungan besinya yang tinggi untuk mencegah anemia. Sebelumnya, Din sempat mendengarkan presentasi dari MPM PCM Kalibening yang dalam dua tahun terakhir telah melakukan polausaha tani ramah lingkungan yang menghasilkan padi organik, penggunaan varietas padi unggul, penangkaran teh klon unggul serta uji coba deplot padi hitam. Usai panen, dilanjutkan dengan Pengajian Ahad Pon yang merupakan agenda rutin Muhammadiyah setempat.
Menurut laporan tertulis dari MPM PCM Kalibening, dari upaya pengelolaan padi sawah dengan pendampingan MPM PP Muhammadiyah, menunjukkan adanya penekanan biaya produksi sebesar 150.000 rupiah dan ada kenaikan hasil panen 2,4 ton yang setara dengan 4.320.000 rupiah.
Sementara itu, padi hitam yang masih dalam tahap ujicoba di daerah ini, menurut analisis Laboratorium Pangan dan Gizi Pusat Antar Universitas (PAU) UGM menunjukkan, kadar protein beras hitam 7,88 %. Lebih tinggi ketimbang beras putih sebesar 6,8 %. Namun, kandungan karbohidratnya hanya 74,81%, sedikit lebih kecil dibandingkan beras putih yang 78,9%.
Harga beras hitam di pasaran sekitar 40.000 rupiah per kg di tingkat konsumen. Di Yogyakarta beras hitam hanya dibudidayakan di Kabupaten Sleman, di lereng gunung Merapi, karena padi beras hitam hanya bisa dibudidayakan di kawasan berhawa sejuk.
Kecamatan Kalibening ini secara geografis terletak pada ketinggian 600 dpl, pada cekungan bekas kawah gunung api purba yang merupakan perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Pekalongan. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah bertani, baik persawahan maupun perkebunan teh. (arif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar