Senin, 07 Juni 2010

Pendidikan Kesadaran Bencana

Muhammadiyahbaordingschool.com ----Anak-anak adalah salah satu kelompok rentan yang paling berisiko terkena akibat bencana. Banyak anak yang menjadi korban, baik luka-luka maupun meninggal dalam berbagai peristiwa bencana yang terjadi di berbagai belahan bumi. Mereka juga mengalami dampak bencana yang berkepanjangan baik fisik maupun psikis seperti hancurnya infrastruktur pendidikan yang menyebabkan anak-anak sekolah kehilangan kesempatan untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Dalam banyak peristiwa bencana, kegiatan pendidikan diselenggarakan di sekolah-sekolah darurat yang berlangsung dalam waktu yang lama. Situasi ini jelas kurang menguntungkan bagi anak-anak yang harus belajar serta para guru yang memberikan pengajaran dengan fasilitas yang serba terbatas yang pada akhirnya mengakibatkan tidak efektifnya proses belajar mengajar.

Selain kondisi geografis suatu wilayah yang memang memiliki tingkat kerentanan dan resiko yang tinggi, kerentanan anak-anak terhadap bencana juga berkaitan dengan tingginya resiko dampak bencana terhadap mereka yang salah satunya dipicu oleh faktor keterbatasan pemahaman tentang resiko-resiko bencana yang berada di sekeliling mereka. Pengetahuan dan pemahaman yang rendah terhadap resiko bencana ini kemudian berakibat tidak adanya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Ketika bencana benar-benar terjadi, anak-anak kemudian banyak menjadi korban.
Masyarakat di semua bangsa menempatkan anak-anak sebagai tumpuan harapan bagi masa depan yang lebih baik melalui pendidikan secara formal maupun informal. Sekolah, sebagai salah satu pendekatan formal pendidikan anak, merupakan institusi pembelajaran dimana anak-anak diperkenalkan pada nilai-nilai budaya, agama, pengetahuan-pengetahuan tradisional-modern, dan juga tanpa terkecuali pengetahuan-pengetahuan masalah kebencanaan.
Proyek CDASC, yang berfokus peningkatan kapasitas dan kampanye kesiapsiagaan bencana untuk anak dan masyarakat yang digagas oleh Muhammadiyah menjadi sangat penting dalam proses pembangunan, karena anak adalah penerus berjalannya sebuah bangsa dan terjadinya proses perekaman kejadian yang ada di sekitarnya.
Proses perekaman membangun kapasitas anak dan masyarakat melalui pelatihan di lapang dilakukan tidak hanya mendorong terjadinya peningkatan kemampuan dalam memahami wilayahnya, baik ancaman maupun kerentanannya, serta kapasitas dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai menyelamatkan diri jika terjadi bencana.
Hak partisipasi anak (yang merupakan bagian dari hak anak) dalam menyampaikan apa yang mereka mau, atau apa yang mereka inginkan sering dipandang sebelah mata. Nyatanya, telah jelas diamanatkan dalam berbagai dokumen Internasional untuk membangun kapasitas anak dan masyarakat dengan isu manajemen bencana. Sebut saja dokumen Millenium Development Goals, dan Deklarasi Universal Hak-hak Manusia, yang perannya dapat dihubungkan dengan pengurangan risiko bencana.
Pendidikan bencana yang dilakukan Muhammadiyah untuk anak ini adalah untuk membangun pemahaman, mengajak anak-anak menyadari apa yang ada di sekitarnya dan melakukan analisa sederhana yang tentunya sesuai dengan kapasitas pada tahap perkembangannya. (sumber: http://www.muhammadiyah.or.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar