muhammdiyahboardingschool.com -----Jakarta - Setelah ditulis dalam buku berjudul 'Si Anak Kampoeng', kisah Buya Syafi'i Ma'arif akan dibuat film dengan judul yang sama. Rencananya, film layar lebar ini bisa diputar pada saat Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta Juli mendatang.
Produksi film layar lebar 'Si Anak Kampoeng' yang mengangkat kisah perjuangan kehidupan Buya Syafi'i Ma'arif ini telah dimulai dengan dilakukannya syuting perdana di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Pengambilan gambar dan beberapa adegan di lakukan di Kecamatan Sijunjung dan Sumpur Kudus.
"Kami harus menempuh perjalanan 4,5 jam dari Bandara Internasional Minangkabau. Tidak mudah menemukan nagari (desa) yang masih bersetting nagari minang tahun 1940-an", tutur Fajar Riza Ul Haq, direktur eksekutif MAARIF Institute yang menjadi produser dalam pembuatan film ini dalam rilisnya kepada detikcom, Senin (8/3/2010).
Film ini akan disutradarai Damien Dematra. Film "Si Anak Kampoeng" sangat berkaitan erat dengan budaya Minangkabau sehingga partisipasi pemerintah Sumatera Barat sangat penting.
Pembuatan film ini juga didukung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat H. Firdaus. "Dalam pertemuan kami dengan Pak Firdaus, beliau sangat mendukung produksi film ini dan menyarankan kami agar budaya Minang betul-betul mewarnai "Si Anak Kampoeng" karena figur Buya Syafii kelahiran Sumatera Barat," kata Damien.
Pengambilan gambar dalam beberapa hari ini akan menjadi bagian utama dari thriller Film Si Anak Kampoeng. Syuting keseluruhan akan dilakukan Mei, sehingga Juli tahun ini film ini dapat diputar primier bersamaan dengan muktamar 1 abad Muhammadiyah di Yogyakarta.
Syafi'i Ma'arif merupakan tokoh Muhammadiyah dan pernah menjadi Ketua PP Muhammadiyah. Selama ini Syafi'i dikenal sebagai pribadi sederhana, apolitis, dan mengedepankan pluralisme.
(asy/ndr)
Produksi film layar lebar 'Si Anak Kampoeng' yang mengangkat kisah perjuangan kehidupan Buya Syafi'i Ma'arif ini telah dimulai dengan dilakukannya syuting perdana di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Pengambilan gambar dan beberapa adegan di lakukan di Kecamatan Sijunjung dan Sumpur Kudus.
"Kami harus menempuh perjalanan 4,5 jam dari Bandara Internasional Minangkabau. Tidak mudah menemukan nagari (desa) yang masih bersetting nagari minang tahun 1940-an", tutur Fajar Riza Ul Haq, direktur eksekutif MAARIF Institute yang menjadi produser dalam pembuatan film ini dalam rilisnya kepada detikcom, Senin (8/3/2010).
Film ini akan disutradarai Damien Dematra. Film "Si Anak Kampoeng" sangat berkaitan erat dengan budaya Minangkabau sehingga partisipasi pemerintah Sumatera Barat sangat penting.
Pembuatan film ini juga didukung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat H. Firdaus. "Dalam pertemuan kami dengan Pak Firdaus, beliau sangat mendukung produksi film ini dan menyarankan kami agar budaya Minang betul-betul mewarnai "Si Anak Kampoeng" karena figur Buya Syafii kelahiran Sumatera Barat," kata Damien.
Pengambilan gambar dalam beberapa hari ini akan menjadi bagian utama dari thriller Film Si Anak Kampoeng. Syuting keseluruhan akan dilakukan Mei, sehingga Juli tahun ini film ini dapat diputar primier bersamaan dengan muktamar 1 abad Muhammadiyah di Yogyakarta.
Syafi'i Ma'arif merupakan tokoh Muhammadiyah dan pernah menjadi Ketua PP Muhammadiyah. Selama ini Syafi'i dikenal sebagai pribadi sederhana, apolitis, dan mengedepankan pluralisme.
(asy/ndr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar